Mengungkap Kejayaan Majapahit

Mengungkap Kejayaan Majapahit: Sejarah, Pemimpin, dan Warisannya

Sejarah Masa Lalu – Mengungkap Kejayaan Majapahit berarti menelusuri salah satu babak paling gemilang dalam sejarah Nusantara. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1293 dan berkembang menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara. Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan dukungan Mahapatih Gajah Mada, yang berambisi menyatukan seluruh Nusantara di bawah panji kerajaan.

Awal Berdirinya Kerajaan Majapahit

Majapahit lahir setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat pemberontakan Jayakatwang. Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara, melarikan diri dan membangun kekuatan di Madura dengan bantuan Arya Wiraraja. Dengan strategi cerdas, Raden Wijaya mengalahkan Jayakatwang dan mendirikan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur pada tahun 1293.

Nama “Majapahit” berasal dari kata “maja” dan “pahit”. Raden Wijaya memilih nama ini sebagai simbol perjalanan sulitnya dalam mendirikan kerajaan. Dengan sistem pemerintahan yang kuat dan strategi militer yang unggul, Majapahit tumbuh menjadi kerajaan yang disegani.

“Baca juga: Peristiwa Rengasdengklok: Perjalanan Menuju 17 Agustus 1945”

Masa Kejayaan Majapahit

Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang memimpin dari tahun 1350 hingga 1389. Wilayah kekuasaannya meluas hingga mencakup Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, Semenanjung Malaya, dan bagian dari Filipina. Kemajuan ini tidak lepas dari peran Mahapatih Gajah Mada, yang mengucapkan Sumpah Palapa dan bertekad menaklukkan seluruh Nusantara.

Majapahit menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan. Pelabuhan-pelabuhannya ramai dengan kapal dagang dari Tiongkok, India, Arab, dan Eropa. Sistem administrasi yang canggih membuat kerajaan ini mampu mengelola wilayahnya dengan baik. Selain itu, perkembangan seni, sastra, dan arsitektur semakin memperkuat posisinya sebagai peradaban yang maju.

Para Raja yang Memimpin Majapahit

Raden Wijaya (1293-1309)

Raden Wijaya adalah pendiri Majapahit yang berhasil mengalahkan Jayakatwang dengan strategi militer yang brilian. Ia memulai pemerintahan dengan membangun sistem politik dan ekonomi yang kokoh.

Jayanegara (1309-1328)

Jayanegara menghadapi banyak pemberontakan selama pemerintahannya. Para pemberontak, seperti Kuti dan Semi, mencoba menggulingkan kekuasaannya. Akhirnya, ia dibunuh oleh tabibnya sendiri, Tanca.

Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350)

Tribhuwana Tunggadewi naik tahta setelah kematian Jayanegara. Pada masa pemerintahannya, Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih dan mengucapkan Sumpah Palapa. Ia mulai memperluas wilayah Majapahit.

Hayam Wuruk (1350-1389)

Hayam Wuruk membawa Majapahit ke puncak kejayaan. Ia memperkuat pemerintahan, meningkatkan perdagangan, dan membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan lain.

Wikramawardhana (1389-1429)

Wikramawardhana menggantikan Hayam Wuruk, tetapi pemerintahannya diwarnai konflik internal. Perang Paregreg antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi melemahkan kerajaan dan menjadi awal kemunduran Majapahit.

“Simak juga: Dampak Besar Reformasi Protestan: Ketika Kekristenan Terbagi Menjadi Banyak Aliran”

Peninggalan Kerajaan Majapahit

Majapahit meninggalkan banyak peninggalan bersejarah yang masih bisa ditemukan hingga kini. Warisan ini mencakup candi, karya sastra, dan prasasti yang menjadi bukti kejayaan mereka.

Candi sebagai Tempat Ibadah

Candi-candi peninggalan Majapahit mencerminkan kemajuan arsitektur pada masanya. Beberapa candi yang masih berdiri antara lain:

  • Candi Penataran di Blitar, yang menjadi kompleks candi terbesar peninggalan Majapahit.
  • Candi Tikus di Mojokerto, yang berfungsi sebagai pemandian ritual.
  • Candi Sukuh di Karanganyar, dengan bentuk unik menyerupai piramida.
  • Candi Wringin Lawang di Mojokerto, yang merupakan gerbang besar khas Majapahit.

Karya Sastra dari Majapahit

Majapahit juga terkenal dengan karya sastra yang mencerminkan kejayaan dan kebudayaannya. Salah satu yang paling terkenal adalah:

  • Kitab Negarakertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Kitab ini berisi catatan perjalanan Hayam Wuruk ke berbagai daerah di Nusantara dan menggambarkan luasnya kekuasaan Majapahit.
  • Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantular, yang memuat ajaran tentang toleransi beragama dan melahirkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Prasasti Sebagai Bukti Sejarah

Prasasti menjadi sumber informasi penting tentang kehidupan dan pemerintahan Majapahit. Beberapa prasasti terkenal antara lain:

  • Prasasti Waringin Pitu, yang menyebutkan tentang pembagian wilayah Majapahit.
  • Prasasti Prapancasarapura, yang berisi kebijakan pemerintahan dan sistem administrasi kerajaan.
  • Prasasti Kudadu, yang menceritakan pelarian Raden Wijaya sebelum mendirikan Majapahit.

Sistem Pemerintahan dan Ekonomi Majapahit

Majapahit memiliki sistem pemerintahan yang tersusun rapi. Raja dibantu oleh para pejabat tinggi seperti Mahapatih, Rakryan, dan Dharmadyaksa. Setiap wilayah dipimpin oleh Bhre atau Adipati yang bertanggung jawab kepada raja.

Dalam bidang ekonomi, Majapahit mengandalkan pertanian, perdagangan, dan maritim. Sungai-sungai dan pelabuhan menjadi pusat distribusi barang dagangan. Majapahit juga menjalin hubungan perdagangan dengan Tiongkok, India, dan Timur Tengah. Barang-barang seperti rempah-rempah, emas, dan kain menjadi komoditas utama.

Pengaruh Majapahit di Nusantara

Majapahit tidak hanya berperan sebagai kerajaan besar, tetapi juga sebagai simbol pemersatu Nusantara. Warisan budaya dan sistem pemerintahan mereka menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia. Majapahit memperkenalkan konsep “Bhinneka Tunggal Ika,” yang tetap menjadi semboyan nasional hingga saat ini.

Selain itu, pengaruh Majapahit masih terasa dalam seni, arsitektur, dan adat istiadat di berbagai daerah. Banyak daerah yang mengadaptasi sistem pemerintahan dan budaya Majapahit ke dalam tradisi mereka.

Akhir Kejayaan Majapahit

Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah Perang Paregreg pada akhir abad ke-14. Konflik internal, serangan dari luar, dan melemahnya ekonomi menyebabkan kerajaan ini runtuh. Pada abad ke-16, Majapahit mengalami kemunduran akibat konflik internal dan serangan dari kerajaan-kerajaan lain. Perpecahan di dalam istana melemahkan kekuatan politik dan militer, sehingga kerajaan ini tidak mampu mempertahankan wilayah kekuasaannya. Kesultanan Demak, yang berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam, berhasil mengambil alih peran Majapahit sebagai kekuatan utama di Nusantara. Banyak bangsawan dan rakyat Majapahit yang berpindah ke Demak, membawa serta budaya dan tradisi yang kemudian mempengaruhi perkembangan kerajaan baru tersebut.

Meskipun Majapahit runtuh, warisannya tetap hidup dalam sejarah dan budaya Indonesia. Kerajaan Majapahit memberikan banyak pelajaran berharga tentang strategi kepemimpinan, ekspansi wilayah, serta pengelolaan pemerintahan dan ekonomi. Kejayaannya menunjukkan bagaimana sebuah kerajaan mampu menguasai wilayah luas dengan diplomasi dan kekuatan militer yang tangguh. Berbagai catatan sejarah mengungkapkan bagaimana penguasa Majapahit membangun sistem administrasi yang kuat serta menjalin hubungan dagang dengan berbagai kerajaan lain. Kejatuhannya pun memberikan wawasan tentang pentingnya kestabilan politik dan kesatuan dalam menjaga kekuatan suatu pemerintahan. Semua pelajaran ini menjadikan Majapahit sebagai salah satu kerajaan paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara.